Wednesday, April 27, 2011

Momen Istimewa

Tiap orangtua memiliki momen istimewa dengan anak-anaknya. Momen istimewa itu bisa muncul saat makan siang atau makan malam dalam satu meja, saat bermain bersama pada hari libur, atau saat mengantar dan menjemput anak ke/dari sekolah.

Saya dan istri sangat bersyukur karena kami telah dikarunia dua orang anak. Nadya, anak pertama kami berusia 5 tahun, sedangkan adiknya,Hilmi, setahun lebih muda. Saat ini, mereka terdaftar sebagai siswa(i) di PAUD Syakura Kids, sebuah sekolah untuk anak usia dini yang berlokasi di Kota Depok, Jawa Barat. Nadya terdaftar sebagai siswi di kelas C, sedangkan Hilmi di kelas A.

Jarak dari kamar kontrakan kami dengan sekolah mereka kira-kira 500 meter. Karena tidak punya kendaraan, saya dan istri secara bergantian mengantar mereka ke sekolah dengan jalan kaki. Begitu pula saat menjemput mereka dari sekolah. Dalam perjalanan menuju dan dari sekolah itulah kami mendapatkan banyak momen berharga. Bagi kami, 10-15 menit bersama mereka ketika mengantar ke sekolah dan menjemput mereka dari sekolah adalah momen-momen yang istimewa. Istimewa karena mereka sering mengejutkan kami dengan ucapan atau pemikiran mereka yang tidak kami sangka-sangka juga karena kami dapat memenuhi keingintahuan mereka akan banyak hal.

Suatu hari ketika berangkat ke sekolah, jalan yang kami lalui agak basah karena malamnya hujan. Nadya bertanya tentang penyebab tanah basah. Setelah mendapat penjelasan bahwa semalam hujan turun, dia lantas bertanya lagi tentang manfaat hujan. Saya pun menjelaskannya panjang-lebar tentang manfaat hujan bagi manusia dan makhluq lainnya. Ia juga menanyakan tentang jamur yang ia lihat banyak tumbuh di tepi jalan. Lagi-lagi saya mencoba menjawab sebisa yang saya mampu.

Pada saat yang lain, dalam perjalanan pulang dari sekolah, Hilmi terjatuh dan kakinya terkilir. Umminya segera membersihkan debu dan pasir di sekitar bagian yang terkilir kemudian menghibur Hilmi dengan mengatakan bahwa saat tiba di kamar nanti akan diberi obat merah. Hilmi yang kurang suka dengan bau obat merah malah berujar,”tidak usah diberi obat merah, nanti Allah yang sembuhkan”. Subhaanallah, Si Ummi merasa terharu dengan ucapan Hilmi tadi.
Waktu 10-15 menit juga cukup efektif untuk memberikan nilai-nilai positif kepada anak-anak. Alhamdulillaah, apa yang kami utarakan biasanya bisa mereka terima dengan baik, seperti ketika memberikan pemahaman bahwa memberi salam itu penting saat hendak masuk ke rumah atau masuk ke ruang kelas di sekolah dan di tempat mengaji.

Momen istimewa lainnya yang kami rasakan adalah saat mereka menceritakan pengalaman-pengalaman yang mereka alami di sekolah. Hal itu mereka ungkapkan juga dalam perjalanan pulang dari sekolah. Kadangkala mereka menceritakan apresiasi dari guru atas prestasi yang mereka buat, kadang pula mereka berkisah tentang perilaku teman mereka yang kurang menyenangkan.

Pada hari yang lain, mereka melaporkan bahwa mereka telah berbagi makanan dengan guru dan temannya di sekolah. Seperti yang mereka harapkan, saya meresponnya dengan memberi jempol sambil mengatakan,”bagus, berarti bertambah lagi pahala Nadya & Hilmi”.
Saya dan istri senantiasa bersyukur kepada Allah karena masih diberi waktu luang untuk bersama dengan anak-anak kami dengan momen-momen berharga yang tentunya sulit untuk dilupakan. Semoga mereka tumbuh menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah, aamin.
*) Dimuat pada "Kolom Ayah" majalah Ummi edisi April 2011

No comments:

Post a Comment