Friday, August 5, 2011

(Sekali Lagi) Jangan Sepelekan Do'a

Anak bungsu saya umurnya baru 5 tahun. Asma namanya. Suatu hari, saya menjelaskan tentang penulisan kata ‘dua’ kepadanya karena ia menuliskannya dengan ‘duwa’ untuk menuliskan angka ‘2’. Ketika saya membetulkannya, ia tetap ngotot dengan pendapatnya. Dengan berbagai cara saya berusaha meyakinkannya, tapi tetap saja dia tidak terima. Akhirnya saya berfikir, biarlah dia mengerti pada waktunya. Hanya Allah yang bisa mengubahnya. Hal itu pun saya bawa dalam do’a saya.

Petikan cerita di atas dituturkan oleh Emmy Soekresno, S.Pd. saat menjadi pembicara pada kegiatan “Pelatihan Menjadi Guru yang Kreatif dan Menyenangkan” yang diadakan oleh Yayasan Al-Mujawwad, Pondokcina, Depok bulan Juli lalu. Pada salah satu bagian paparannya, beliau menegaskan bahwa do’a adalah tulang punggung keberhasilan kita dalam mendidik anak-anak kita, baik dalam kedudukan kita sebagai orangtua ketika mendidik anak, ataupun sebagau guru ketika mendidik siswa(i) kita. Petikan kisah di atas adalah salah satu contohnya. Itu adalah pengalaman beliau sendiri.

Keesokan harinya”, lanjut Emmy mengisahkan tentang anaknya, “Sepulang sekolah, Asma menghampiri saya dan mengatakan bahwa dia sudah mengerti bahwa angka ‘2’ ditulis dengan ‘dua’ dan dia pun setuju. Ketika saya tanyakan bagaimana dia bisa mengerti tentang hal itu, dia mengatakan bahwa tiba-tiba saja ia mengerti”. “Dalam hati, saya berpikir, ternyata Allah sudah mengabulkan do’a saya”, menutup ceritanya.

[+/-] Selengkapnya...