Monday, December 28, 2009

Do'a dalam Sebait Puisi

Tangan tak kuasa menjangkau
Saat ananda terbaring sakit
Tiada daya
Hanya kepasrahan yang terajut
dalam do’a yang terisak
tertekan dada yang terasa sesak

Anakku…
Moga esok engkau kembali pulih
Abi tak sanggup menjagamu, kini
Tapi Allah tidak tidur
Tidak sejenakpun Dia berpaling darimu
Kepada-Nyalah abi memohon kesembuhanmu
Wahai angin malam…
Tolong sampaikan suratku ini
pada putraku
melalui mimpinya, semoga mimpi indah

Depok, 27 Sept 2009


[+/-] Selengkapnya...

Bukan Sekedar Penugasan

LombaBlogDepok

Asal-asalan. Tidak pakai perhitungan. Begitu kesan yang ditangkap oleh sebagian mahasiswa S2 semester pertama teknik kontrol UI angkatan 2009 terhadap Pak Aries. Kesan itu timbul karena tugas ke-3 yang diberikan beliau dari matakuliah Kontrol Multivariabel tidak dapat diselesaikan. Setelah mengolah rumus-rumus yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal dari tugas tersebut, penyelesaian akhir yang diperoleh tidak memungkinkan untuk mendapatkan nilai dari matriks pengendali yang dicari.

Begitulah. Tugas ke-3 itupun ‘terpaksa’ dikumpulkan tanpa penyelesaian akhir. Penyelesaian terhenti pada matriks akhir yang tidak dapat ditentukan nilai elemen-elemennya.

Keesokan harinya, Pak Aries kembali masuk untuk mengajarkan matakuliah Kontrol Multivariabel, sesuai jadual. Sebelum Pak Aries memulai pelajaran hari itu, salah seorang mahasiswa mengacungkan tangan. “Pak, tugas yang kemarin tidak bisa diselesaikan. Bagaimana penyelesaian yang sebenarnya?” tanyanya.
Pak Aries tersenyum sejenak, lalu menjawab pertanyaan Si mahasiswa yang mewakili mahasiswa lainnya juga. “Metode pengontrolan yang pekan lalu saya jelaskan hanya berlaku untuk sistem state-space dengan satu input. Metode yang dapat digunakan untuk sistem dengan 2 input atau lebih – seperti soal pada tugas pekan lalu – baru akan dijelaskan hari ini”,paparnya. “Penjelasan ini, jika saya utarakan pada kuliah pekan lalu tidak akan sama efeknya dengan jika saya sampaikan hari ini. Tugas ke-3 pekan lalu dimaksudkan agar kalian lebih mudah memahami penjelasan saya tadi karena sudah kalian buktikan sendiri”, lanjutnya.

Mahasiswa S2 semester pertama teknik kontrol di hadapan Pak Aries tersenyum sambil manggut-manggut. Tersenyum karena merasa senang bahwa jawaban mereka pada tugas ke-3 tersebut tidak keliru. Manggut-manggut karena mereka paham akan penjelasan Pak Aries. Apalagi ditambah penjelasan pamungkas dari beliau. ”Tidak semua tugas yang diberikan harus dipaksakan selesai hingga diperoleh nilai yang diinginkan. Kadang-kadang tugas diberikan untuk memperkuat sebuah penjelasan agar kalian lebih mengerti”, pungkasnya.

Saya bersyukur ditakdirkan menimba pengalaman belajar dari Pak Aries. Belajar pada kreativitas beliau dalam mengelola kelas untuk kemudian saya gunakan kelak saat kembali mengabdi di institusi tempat saya bekerja. Saya belajar pada sosok seperti Pak Aries yang tidak memandang ‘penugasan’ hanya sebagai salah satu elemen penilaian, melainkan juga sebagai ‘laboratorium’ pribadi mahasiswa untuk ‘membuktikan’ berbagai teori dan metode yang dipelajarinya.

Semoga kesempatan studi S2 saya di UI merupakan bagian dari proses evaluasi diri saya sebagai pengajar. Semoga banyak hal yang dapat saya ambil hikmah dan manfaatnya selama studi di UI agar tidak termasuk dalam golongan yang disindir dalam peribahasa Myanmar berikut: “Seseorang yang sedikit sekali belajar ibarat kodok yang menyangka kubangan sebagai bentangan lautan”.

Depok, 27 Desember 2009

[+/-] Selengkapnya...