Thursday, June 3, 2010

Kecekatan dan Kejelian

Rizki namanya. Pada dasarnya, ia tidak berbeda dengan kebanyakan mahasiswa S2 yang kuliah di UI. Ia rajin mengikuti perkuliahan, tekun mengerjakan tugas yang banyak, senang bekerja berkelompok, sering begadang karena mengerjakan tugas atau ketika menghadapi ujian, dan sesekali menyalin jawaban tugas dari teman yang lain. Kamar kost ukuran (3 x 2,5) m yang ditempatinya terbilang sederhana. Fasilitasnya hanya sebuah lemari pakaian, meja, kursi, dan tempat tidur kapasitas 1 orang. Tidak ada kamar mandi di dalam kamarnya, hanya ada beberapa kamar mandi di luar kamar yang digunakan bersama dengan para penghuni tempat kost yang berada di daerah Kukusan, Depok tersebut.

Sejak pertama kali melihat penampilannya, saya sudah yakin kalau ia orang yang cerdas. Kacamata yang melekat di wajahnya dan caranya berbicara meyakinkan saya bahwa ia orang yang berprestasi dan kembali akan berprestasi dalam masa studi S2-nya. Di sisi lain, ia tidak jaim, mudah bergaul, sering bergurau, dan kadang-kadang usil.

Semester pertama pada masa studi S2 di kekhususan Teknik Kontrol Industri departemen Teknik Elektro UI dilaluinya dengan berhasil meraih IP tertinggi, yaitu 3,7 (skala 0-4). Yang paling menonjol dari aspek ikhtiar teman yang satu ini adalah kecekatan, kejelian, serta kebiasaannya bersegera. Kadangkala ia memikirkan sesuatu yang tidak terpikirkan oleh yang lain. Ini terbukti saat ujian akhir semester (UAS) I. Ia nampak optimal dalam ikhtiar. Selain mempersiapkan diri dengan materi kuliah yang sudah diberikan, ia juga memperkirakan soal yang akan diujikan. Salah satu upaya untuk memperkirakan materi soal ujian S2 adalah dengan melihat soal ujian dari matakuliah serumpun pada jenjang S1.

Suatu hari, dalam masa ujian akhir semester I, beberapa orang teman (termasuk Rizki) sedang berkumpul di sebuah gazebo. Mereka sedang mempersiapkan diri menghadapi ujian hari itu sambil memikirkan cara untuk mendapatkan soal ujian matakuliah S1 yang serumpun dengan matakuliah ujian esok harinya. Dari informasi yang diperoleh, UAS matakuliah S1 tersebut ternyata sudah terlaksana. Untuk mendapatkan soal UAS tersebut cukup sulit, terutama karena tak ada yang mengenal seorang pun mahasiswa S1 yang ikut ujian matakuliah tersebut.

Tiba-tiba Rizki punya ide. Dia mengajak seorang teman yang lain menuju ke sebuah tempat sampah dekat ruang ujian matakuliah S1 tersebut. Rizki mempertimbangkan kemungkinan adanya soal yang ditinggalkan oleh peserta ujian di kelas setelah ujian berakhir, kemudian soal tersebut dibuang ke tempat sampah oleh petugas kebersihan ruangan. Ternyata benar, Rizki menemukan soal tersebut. Lebih mengejutkan lagi, soal ujian keesokan harinya serupa benar dengan soal yang ditemukan Rizki hari itu. Itulah hasil dari perpaduan antara kecekatanan dan kejelian seorang Rizki. Semoga sukses selalu menyertainya.

No comments:

Post a Comment