Wednesday, June 16, 2010

ANTARA AMALAN HARIAN DAN KONDISI DIRI KITA

Selama menjalani proses tarbiyah kurang lebih 15 tahun, saya dibina untuk senantiasa meningkatkan optimalisasi akal, menguatkan jasmani, dan mengasah ruhiyah. Proses pembelajaran atau tarbiyah itu dipantau melalui mekanisme evaluasi amalan-amalan keseharian yang disebut amalan yaumiah. Dari proses evaluasi itu, dapat diketahui sejauh mana peningkatan pada aspek akal, jasmani, dan ruhiyah saya.

Bermaksud ingin menertibkan pencatatan, sejak tahun 2007, evaluasi yaumiah itu saya rekam dalam bentuk file dan saya catat secara berkala. Saya selalu mengupayakan agar dapat mencatat setiap hari, namun jika tidak sempat kadang-kadang dua atau tiga hari sekaligus baru dapat dicatat. Dari rekaman file itu, saya dapat mengamati saat-saat dimana saya mengalami peningkatan atau penurunan ruhiyah. Demikian pula masa terjadinya penurunan atau peningkatan kapasitas jasmani dan akal saya.

Suatu hari, saya mendengarkan tausiah dari seorang ustadz yang mengatakan bahwa ada korelasi antara kualitas dan kuantitas amalan-amalan yaumiah kita dengan kondisi diri kita, misalnya kestabilan emosi. Menurut beliau, jika kuantitas dan kualitas yaumiah kita baik, maka kita cenderung berada dalam kondisi diri yang baik pula. Demikian pula sebaliknya.

Penasaran dengan tausiah ustadz tersebut, saya mencoba melengkapi catatan yaumiah saya dengan tambahan keterangan berupa hal-hal positif dan negatif yang terjadi pada diri saya atau keluarga saya setiap pekannya. Ternyata perkataan ustadz tadi benar adanya. Hal-hal negatif yang saya alami, seperti dipermalukan oleh orang lain di depan umum, marahan dengan istri, atau penyelesaian tugas yang tidak lancar terjadi saat kuantitas amalan yaumiah saya rendah (tidak memenuhi standard). Saya telah membuktikannya sendiri.

No comments:

Post a Comment