Saturday, December 5, 2015

Siapa yang Lebih Dewasa?

Anak ketiga kami baru berusia 14 bulan. Aisyah namanya. Sampai saat ini, dia belum bisa bicara dengan jelas, seperti kebanyakan bayi seusianya. Kalau dia minta sesuatu (mau minum susu, misalnya), dia mencoba "bicara" (baca: menyampaikan pesan) kepada kami. Kalau tidak dipenuhi (karena kami belum paham), dia akan merengek dan mengulangi permintaannya. Jika kami belum juga memenuhi permintaannya (karena belum paham juga), maka dia akan menangis. Awalnya pelan, tapi makin lama tangisnya makin keras.


Dalam "berkomunikasi" dengan Aisyah, kami juga kadangkala menyampaikan pesan tertentu kepadanya. Misalnya, ketika Aisyah sedang memasukkan potongan plastik ke dalam mulutnya, kami membujuknya dengan kalimat verbal (sambil memberi isyarat dengan tangan dan mimik muka), "Aisyah, jangan dimakan, Nak. Keluarkan!"  Aisyah tetap menguyah potongan plastik tersebut. Dia tidak paham. Kami terus memintanya untuk mengeluarkan benda tersebut dari mulutnya. Tidak ada reaksi. Dia belum paham juga. Dia tidak mengerti kalimat kami, isyarat kami.

Begitulah kira-kira bentuk komunikasi antara orangtua dengan bayinya. Agar perkembangan Sang bayi berlangsung baik, agar Si orangtua merasakan kebahagiaan dengan keberadaan bayinya, maka diperlukan sebuah syarat mutlak. Syarat itu adalah pengertian dari Si orangtua. Si Orangtua-lah yang harus mengerti kondisi Sang bayi dan terus berupaya memahami pesan yang disampaikannya. Bukan sebaliknya. Bukan Sang bayi yang dituntut untuk memahami pesan dari Si orangtua. 

Hal demikian tidak hanya diperlukan pada hubungan antara orangtua dan bayinya. Hal yang sama berlaku pula pada komunikasi antara dua pihak lainnya.  Agar hubungan kedua pihak tersebut terjalin dengan baik, maka diperlukan saling pengertian antara kedua belah pihak. Keduanya harus punya rasa pengertian. Keduanya harus berupaya untuk saling memahami. Namun jika hal tersebut tidak bisa diwujudkan, maka paling tidak, salah satu pihak harus "berkorban" untuk menjadi pihak yang mau mengerti/memahami. Nah, biasanya, pihak yang lebih mudah paham/mengerti itulah yang dianggap lebih dewasa daripada pihak yang satunya, sebagaimana Si orangtua terhadap Sang bayi tadi.

No comments:

Post a Comment